101103
Tentang pecha kucha yang saya datangi setengahnya. Dari 6 yang ikuti,
saya tau 4 diantaranya. Jokowi, joko anwar, pandji blabla, nina
nikicio. Yang benar-benar saya simak cuma 3 sih. Jokowi, joko anwar,
dan pandji ini. Sebenarnya menyenangkan bisa datang di forum macam ini. Bisa ngasih refreshment ke otak yang mandek. Khusus pecha kucha sekarang, saya senang karena banyak poin yang bisa dipakai diri saya untuk berkaca.
JOKOWI vs FOKE
Sayang cuma singkat banget jokowi ngomong, tapi cukup lah nggak
penasaran lagi kayak apa orangnya. Sederhana, seperti keliatan di
foto-foto dia yang pernah saya liat. Tapi ternyata suaranya ngebas
lho, jadinya kerasa berwibawa. Awalnya saya agak kecewa kok dia cuma
cerita hasil akhir pekerjaannya. Relokasi pasar dan membangun pasar
baru. Bukan itu sebenarnya yang mau saya dengar. Tapi, mungkin butuh
waktu lebih dari presentasi super singkat itu buat lebih tau apa isi
kepala jokowi ini. Telisik punya telisik, saya akhirnya ngeh sebagai
walikota solo hal yang paling dia sentuh adalah pasar. Pasar itu
tempatnya pedagang. Sebelum jadi walikota, jokowi ini pedagang mebel.
Jadi, hal yang dia sentuh adalah hal yang memang sudah dia kenal:
pedagang sektor informal.
Memang pendekatan yang jokowi lakukan berawal dari pasar, tapi pada akhirnya dia bisa menyentuh hal-hal diluar masalah pkl dan pasar. Seperti, jalur pedestrian yang mewah, taman kota, dsb. Selain itu, sekarang dia jadi punya bargaining position yang luar biasa hebat. Lucunya, ada penonton yang teriak dari belakang, "pak, pindah aja ke jakarta!". Hahaha.
Saya cerita pengamatan ini ke anna teman saya. Responnya adalah, "dulu
awalnya fauzi bowo apa ya?". Saya jawab, "katanya arsitek ya?". Anna
jawab, "ohya? (lalu diam karena sama nggak yakin) tapi katanya s2-nya
city planning gt". Lantas saya jadi berpikir, pendidikan tinggi formal semata
sama sekali gak cukup buat mengatasi problem. Kelebihan jokowi emang di
kekuatan diplomasinya, empati dia kepada pedagang, dan masih memegang tradisi yang dekat dengan masyarakatnya. Yaaa, dia memang (terbukti) ahlinya ya. Pas dia turun panggung, ada yang memberi standing ovation. Wow.
JOKO ANWAR
Joko 2: sutradara. Kesan pertama yang saya dapatkan dari orang ini
adalah sepertinya dia tipe orang yang tau apa maunya. Ngomongnya
lancar, tegas, penuh intonasi kuat, dan kelihatan dia suka mengatur.
Yah, pantes sih dia jadi sutradara. Dia cerita tentang goal. Kata dia,
itu yang kurang dari generasi muda sekarang ini. Goal seorang joko
anwar adalah apa yang ingin dia katakan lewat film. Menjadi sutradara
yang seperti apa yang dia inginkan? Dia cerita tentang karya
film-karya drama komedinya, lalu dia buat film noir yang (kata orang aneh), dsb. Teman saya berkomentar, "rasanya capek ya jadi aktor yang kerja sama dia". Saya diam saja. Haha. Itu bisa berarti dua, joko anwar dipandang terlalu egosentris atau teman saya bukan orang yang kuat berhadapan dengan orang yang berkeinginan (sangat) kuat, terarah, dan dia vokal tentang hal tersebut. Hahaha. Buat pelajaran aja. Kacamata itu ada banyak.
PANDJI
Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan presrntasinya. Yang saya tau, dia itu presenter yang gayanya sok asik. Dia bercerita tentang pengalamannyankeliling sebagian indonesia, dan salutnya dia ternyata menjelajah sampai peloaok juga. Dia banyak bercerita tentang anak-anak di tempat yang jarang didatangi orang di indonesia. Cerita yang paling menohok buat saya itu tentang timor timur. Terlepas dari segala keputusan politik yang terjadi pada masa itu, ada yang bisa dilihat dari isi buku teks pelajaran sd. buku teks pelajaran sd di timor timur sama seperti buku sd di seluruh indonesia. Di setiap buku teks dikatakan bahwa indonesia itu kaya raya. Tapi, lihat di timor sana. Orang timor nggak ngerasain itu semua. Pemerintah gagal merangkul rakyat timor. *jleb*
Berkarya vs bekerja
Hal terakhir yang dia sampaikan persis seperti yang saya pikirkan beberapa hari sebelumnya. Intinya, semua orang bisa punya pekerjaan, berkarir, berlomba-lomba bekerja untuk upah yang lebih besar dan diri sendiri. Tapi, apa makna pekerjaan itu? Berkarya itu pekerjaan hati, dan akan lebih memberi makna tidak cuma untuk diri sendiri. Tapi juga untuk orang lain dan sekitar kita.
Tentang pecha kucha yang saya datangi setengahnya. Dari 6 yang ikuti,
saya tau 4 diantaranya. Jokowi, joko anwar, pandji blabla, nina
nikicio. Yang benar-benar saya simak cuma 3 sih. Jokowi, joko anwar,
dan pandji ini. Sebenarnya menyenangkan bisa datang di forum macam ini. Bisa ngasih refreshment ke otak yang mandek. Khusus pecha kucha sekarang, saya senang karena banyak poin yang bisa dipakai diri saya untuk berkaca.
JOKOWI vs FOKE
Sayang cuma singkat banget jokowi ngomong, tapi cukup lah nggak
penasaran lagi kayak apa orangnya. Sederhana, seperti keliatan di
foto-foto dia yang pernah saya liat. Tapi ternyata suaranya ngebas
lho, jadinya kerasa berwibawa. Awalnya saya agak kecewa kok dia cuma
cerita hasil akhir pekerjaannya. Relokasi pasar dan membangun pasar
baru. Bukan itu sebenarnya yang mau saya dengar. Tapi, mungkin butuh
waktu lebih dari presentasi super singkat itu buat lebih tau apa isi
kepala jokowi ini. Telisik punya telisik, saya akhirnya ngeh sebagai
walikota solo hal yang paling dia sentuh adalah pasar. Pasar itu
tempatnya pedagang. Sebelum jadi walikota, jokowi ini pedagang mebel.
Jadi, hal yang dia sentuh adalah hal yang memang sudah dia kenal:
pedagang sektor informal.
Memang pendekatan yang jokowi lakukan berawal dari pasar, tapi pada akhirnya dia bisa menyentuh hal-hal diluar masalah pkl dan pasar. Seperti, jalur pedestrian yang mewah, taman kota, dsb. Selain itu, sekarang dia jadi punya bargaining position yang luar biasa hebat. Lucunya, ada penonton yang teriak dari belakang, "pak, pindah aja ke jakarta!". Hahaha.
Saya cerita pengamatan ini ke anna teman saya. Responnya adalah, "dulu
awalnya fauzi bowo apa ya?". Saya jawab, "katanya arsitek ya?". Anna
jawab, "ohya? (lalu diam karena sama nggak yakin) tapi katanya s2-nya
city planning gt". Lantas saya jadi berpikir, pendidikan tinggi formal semata
sama sekali gak cukup buat mengatasi problem. Kelebihan jokowi emang di
kekuatan diplomasinya, empati dia kepada pedagang, dan masih memegang tradisi yang dekat dengan masyarakatnya. Yaaa, dia memang (terbukti) ahlinya ya. Pas dia turun panggung, ada yang memberi standing ovation. Wow.
JOKO ANWAR
Joko 2: sutradara. Kesan pertama yang saya dapatkan dari orang ini
adalah sepertinya dia tipe orang yang tau apa maunya. Ngomongnya
lancar, tegas, penuh intonasi kuat, dan kelihatan dia suka mengatur.
Yah, pantes sih dia jadi sutradara. Dia cerita tentang goal. Kata dia,
itu yang kurang dari generasi muda sekarang ini. Goal seorang joko
anwar adalah apa yang ingin dia katakan lewat film. Menjadi sutradara
yang seperti apa yang dia inginkan? Dia cerita tentang karya
film-karya drama komedinya, lalu dia buat film noir yang (kata orang aneh), dsb. Teman saya berkomentar, "rasanya capek ya jadi aktor yang kerja sama dia". Saya diam saja. Haha. Itu bisa berarti dua, joko anwar dipandang terlalu egosentris atau teman saya bukan orang yang kuat berhadapan dengan orang yang berkeinginan (sangat) kuat, terarah, dan dia vokal tentang hal tersebut. Hahaha. Buat pelajaran aja. Kacamata itu ada banyak.
PANDJI
Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan presrntasinya. Yang saya tau, dia itu presenter yang gayanya sok asik. Dia bercerita tentang pengalamannyankeliling sebagian indonesia, dan salutnya dia ternyata menjelajah sampai peloaok juga. Dia banyak bercerita tentang anak-anak di tempat yang jarang didatangi orang di indonesia. Cerita yang paling menohok buat saya itu tentang timor timur. Terlepas dari segala keputusan politik yang terjadi pada masa itu, ada yang bisa dilihat dari isi buku teks pelajaran sd. buku teks pelajaran sd di timor timur sama seperti buku sd di seluruh indonesia. Di setiap buku teks dikatakan bahwa indonesia itu kaya raya. Tapi, lihat di timor sana. Orang timor nggak ngerasain itu semua. Pemerintah gagal merangkul rakyat timor. *jleb*
Berkarya vs bekerja
Hal terakhir yang dia sampaikan persis seperti yang saya pikirkan beberapa hari sebelumnya. Intinya, semua orang bisa punya pekerjaan, berkarir, berlomba-lomba bekerja untuk upah yang lebih besar dan diri sendiri. Tapi, apa makna pekerjaan itu? Berkarya itu pekerjaan hati, dan akan lebih memberi makna tidak cuma untuk diri sendiri. Tapi juga untuk orang lain dan sekitar kita.
Komentar
Posting Komentar