Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

being mean

ya Allah, maafkan saya untuk menjadi sangat jahat. pagi ini saya keseeeelll bgt ngliat muka si bapak2 yang gak bisa ngapa2in, nganggur aja di kantor, tapi tetep digaji.. ekspresinya oon bgt :'( dan kesel bgt karena itu

ass

protecting my ass and saving the boat asses. the fascinating fact is, i'm not worry at all at this point. i'll just make it right, even though once only. ps: once, if you know what i mean. *smirk face*

track

ketika sekolah, setiap anak punya track yang sama dan untuk lulus dengan goal yaaah masih setipe. i'm good in following track. i made it well. tapi, selepas sekolah semua orang harus bisa punya track sendiri-sendiri. ternyata kehidupan sekolah jauh lebih gampang daripada kehidupan nyata. to create a track, itu hal lain. i don't know if i could make a good one. i'm quite messy in composing life. yes, composing.  yaah, semoga saya gak kelamaan buang waktu dan bisa mulai menjalani sesuatu yang konkrit dan spesifik.  and by the way, now i don't believe in a-straight student anymore. they no longer charming. i made good scores at school, but in life i'm still figuring out how to determine my scores.

langkah

jangan buang waktu untuk bingung atau melakukan sesuatu yang tak berguna. saya akhir-akhir ini terlalu banyak khawatir ini dan itu yang akhirnya tidak membawa saya kemana-mana. saya tidak mau pada akhirnya saya cuma termangu diam sambil mengangguk dalam hati "untung dulu gak pernah begini", padahal ketika dijalani sebenarnya lebih membawa manfaat.  lihat, paragraf di atas juga bentuk keraguan. nah, biasanya manusia yang percaya kekuatan Tuhan lewat semestaNya akan kembali menyebut-nyebut nama Tuhannya supaya ditunjukkan jalan hidup yang baik atau solusi masalah hidup. tapi ada juga yang berpendapat kalau sebenarnya Tuhan itu gak ngapa-ngapain. justru ketika kita mengingat Tuhan, sebenarnya itu cuma cara kita sendiri untuk mengisi bensin di dalam hati dan Tuhan hanya mengawasi.  mmm, saya lebih suka Tuhan, sosok pihak ketiga yang memberi serbuk-serbuk magis yang membuat saya lebih pintar dan lebih kuat. Tuhan sebagai sosok pihak ketiga yang menjadi teman, yang selalu siap sedi

Hope

After passed through one big shit, surprisingly I found myself feeling content. And, after being able to see, to get out of dead end, and to jump to other path gives me hope.  I can't imagine myself living without hope, and also without love that supports. I don't need rescue, I'm okay. But having someone who constantly holding my hands giving me extra strength. A hope, telling me it's not my fault for being a mess. A hope that I know how to be much better than merely just a mess. To understand what kind of figures that I don't need to look up to. I probably can imagine if I never gone through this mess. Seems like I wouldn't be grateful enough for what I have now. 

What I am to be

Speaking of having a baby, and remininsce about old friends.. Suddenly I just want to go back to my old imagination. Just being an architect, design stuffs, wonderful social life and family with children around me.  Is this truly what am I to be?