Langsung ke konten utama

dear me...

dear me,

beberapa bulan ini pasti masa-masa yang berat untuk kamu. kehilangan sesuatu yang kamu tahu tak mungkin untuk kehilangannya. berat sekali, berat. kamu sangat marah, luar biasa marah dan tak henti meratap. kepercayaan, keadilan, keterbukaan, tumpuan sesuatu yang rapuh hilang dalam satu sapuan. sudah tak terhitung air mata yang keluar hingga detik ini, entah tak kuasa terbendung atau sembunyi-sembunyi air mata itu menyelinap dari ujung mata. deskripsi semua ini sudah kuhabiskan dalam berlembar-lembar kata. sejuta pertanyaan kamu ajukan kepada Sang Penguasa hati. ingatkah kamu, jawabannya hanya satu: "Allah Maha Tahu". jawaban itu datang ketika kamu sesenggukan hingga berat mata dan kepalamu.

dunia terasa runtuh. dulu aku tahu kata-kata macam itu dari lagu-lagu yang kuanggap picisan. ternyata hal-hal itu sungguh ada bukan sekedar diksi picisan yang lemah. semuanya terasa hampa, tubuhmu hidup tapi jiwamu kosong, pribadimu hilang arah. semuanya diluar kontrolmu, kamu tak pernah mengalami ini sebelumnya dan tentu saja aku juga tidak mau mengulangi ini lagi.

aku tahu kamu rapuh, masih sangat rapuh dan tidak siap untuk semua ini. aku tahu juga kamu sangat berusaha bertahan di situasi yang tidak pernah kamu alami ini. aku tahu kamu pernah berpikir, menemukan yang baru adalah jawabannya. tapi aku juga tahu, setidaknya pernah datang 2-3 kesempatan bagimu untuk memulai sesuatu yang baru dan kau tolak. karena yang kini kamu butuhkan bukanlah pengganti apapun, atau menemukan yang baru. yang kamu butuhkan adalah dirimu sendiri untuk pulih, mengobati kerapuhanmu, mengobati harga dirimu, mengembalikan sentuhan wanita pada dirimu, dan yang terpenting mengembalikan senyum itu kembali di wajahmu.

dulu kamu pernah belajar untuk tidak merasakan, tidak menggunakan perasaanmu untuk menghadapi hal-hal yang tidak kamu sukai hingga pada akhirnya kamu menjadi sosok yang tegas, kokoh, dan tangguh, tapi keras. tapi kini kusadari itu kamu yang dulu. kamu keras karena kamu rapuh. dulu, aku seorang gadis muda yang tahu apa keinginanmu dan tahu apa yang akan kamu raih. perlahan kira-kira dalam 4 tahun itu, kamu berubah menjadi sosok yang lebih lembut, lebih perasa, lebih wanita, dan yang paling penting adalah kamu merasa hidup dan ada. kamu bukanlah kamu yang dulu. sosok yang kebanyakan teman-temanmu ingat adalah kamu yang dulu, pribadimu mungkin hilang dalam 4 tahun itu. kamu ikut arus yang sangat dekat denganmu. tak masalah dulu, kamu dulu begitu bahagia. kamu menanam sebagian dirimu padanya, dan kamu pun menyerap sebagian dirinya untukmu. kurang lebih, kamu pun tahu kamu berhasil menanam beberapa hal padanya. mungkin dia juga menyerap sedikit bagian dirimu. semua itu terjadi di bawah sadar. tak heran, kadang untuk beberapa hal kamu melihatnya seperti kamu yang dulu.

tapi ya sudahlah, ternyata aku tak menyesal pernah menanam sebagian diriku padanya kalau itu memang membuatnya menjadi manusia yang lebih baik. semoga saja. biarkan catatan itu dilupakan dan kusimpan untuk Tuhan saja. aku sudah pasrah karena pada akhirnya tak masalah kamu lahir dari mana, kamu menjadi apa dan siapa, kamu bersama siapa. meski penting untuk memastikan semua keadaan yang kamu jalani adalah yang terbaik haha. tapi hidup itu yang penting adalah ketika kamu menjalaninya, process-oriented bukan product-oriented. pasangan? itu topik yang sangat sensitif untukku saat ini, tapi aku tidak mau mengkhawatirkan itu.

aku tahu kamu banyak memakai bahasa untuk menggambarkan kondisimu sekarang. pribadi yang cacat, kosong, hampa, pincang, tidak utuh, ... , aku lupa banyak sekali. kamu hanya berusaha jujur, itu saja. tak perlu rekayasa apapun, karena untuk apa? jelas kamu butuh recovery yang masih panjang. kamu manusia yang terlalu rapuh untuk bisa bermain hati. mungkin itu alasannya kamu perempuan konvensional untuk urusan hati. sekarang aku coba yakinkan padamu: Tuhan itu tepat waktu, dia tak pernah terlambat ataupun tergesa-gesa. haha dan lihat nanti apa makna "tenang saja, nanti akan dikembalikan kok". ingat saja, amarahmu, tangisanmu, batinmu yang tersiksa, kebesaran hatimu, ketegaranmu tak akan pernah sia-sia, karena setiap sebab memiliki akibat. jangan lupa memaafkan orang itu, perempuan itu, dan yang terpenting dirimu sendiri. karena hanya kamu yang membiarkan semua ini terjadi, memberinya kesempatan masuk kepadamu selama 4 tahun kurang, membiarkan dirimu terlalu tenggelam padanya hingga ketika semuanya berubah kamu tak mampu menghadapinya.

sekarang berdoalah untuk menjadi orang yang lebih baik dan menjadi utuh lagi. utuh menjadi dirimu, yakinlah Tuhan akan selalu membimbingmu. sayangilah dirimu, karena tak ada yang akan menyayangi aku selain kamu. jadilah pribadi yang bouncy, membal seperti trampolin. bila terkena benda keras kamu akan lebih bisa menyesuaikan diri ketimbang bertahan dengan kepadatan dirimu dan kamu bisa melempar benda keras itu lagi jauh ke angkasa. kalau kamu masih mau menangis, menangis sajalah. sudah tak ada yang bisa kamu lakukan lebih baik dari itu, karena kamu sudah bilang tak mau melihat ke belakang lagi.

don't think and don't feel. you'll be much better.
be grateful because you have things that may some other girls want.


best regards,
me

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT