Langsung ke konten utama

lillahi ta'ala

pagi ini, saya menelepon teman saya untuk menyemangatinya. saya menelepon karena ditengah curhatnya, saya tertidur. ahya, what a loyal friend i am. dia mendapati harapan yang dia kumpulkan kembali tercerai-berai. saya bilang kepada teman saya itu, tetap kuat dan terus ikhlas. ternyata saya menemukan kata-kata itu sebenarnya untuk diri saya dengan seribu harapan yang saya punya. saya menemukan sebagian dari saya memiliki ketakutan terhadap beberapa hal buruk yang mungkin terjadi di masa depan. saya tidak boleh takut.

"lillahi ta'ala"

itu kata-kata yang saya dapatkan dari seorang teman yang lain ketika bercerita tentang kehidupannya yang sekarang. ada hal yang menyenangkan, ada hal tidak menggembirakan, ada juga hal yang membingungkan baginya. tapi katanya menjalani semuanya "lillahi ta'ala" sambil mentertawakan hidupnya dan berjalan di depan saya. tapi, ajaibnya saya masih terngiang-ngiang kata-kata itu.

"lillahi ta'ala"

saya sekarang punya niat untuk berbuat kebaikan dan semoga saya selalu diberi jalan untuk itu. meng-upgrade diri saya sekaligus membahagiakan orang lain di sekitar saya. manusia memang berusaha, tapi memang bukan manusia yang tahu happy endingnya seperti apa. sekarang saya bersyukur untuk semua yang saya punya, dan apapun yang tidak saya punya. andaikan saya bisa menjalani semuanya seperti: "semua yang saya jalani itu lillahi ta'ala". tapi sungguh saya ingin sekali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT