Langsung ke konten utama

passionate

Saya tidak sedang terburu-buru, atau kalau di bahasa jawa "ngetek". Bukan "nge-ketek" ya. Tapi maksudnya begitu bersemangat, dan kalau untuk urusan ini biasanya gak bagus kalau perempuan kelihatan terlalu "ngetek". Kalau di bahasa indonesia, saya rasa bergairah cukup mewakili. Tapi, karena makna "gairah" bisa berarti hal lain diluar konteks yang saya maksud, makanya saya tulis saja "passionate". Kata itu lebih mewakili, menurut saya.

Saya tahu waktu saya masih banyak. Waktu kami tepatnya. Kalau lihat kalender sih, rasanya masih lama ya. Sepertinya persiapan semua printil-printil ini juga tidak perlu dipersiapkan selama itu. Satu yang selalu saya yakini, ini tidak akan serumit mempersiapkan wisuda senior. Even this is my parent's event, this will be my BIG DAY. Hal ini berlaku untuk anak-anak perempuan yang lahir dari keluarga jawa.

Ngomong-ngomong, saya kesannya jadi "ngetek banget", padahal sebenarnya saya cuma merasa ini itu akan menjadi begitu menyenangkan. Saya masih merasa anak ingusan. Tiba-tiba ada satu hal yang terdengar ide gila buat saya, dengan umur saya yang masih segini, tapi toh saya iyakan dan saya kerjakan juga. Haha!

Saya percaya menyicil persiapan itu tidak akan menjadi hal yang sia-sia. Paling jelek, itu akan memperluas wawasan, dan wawasan luas itu pengalaman berharga. Mulailah saya, mulai cari-cari ina inu di internet. Bermodal om google dan semua gadget yang bisa saya pakai untuk cari tahu semua tetek bengek itu.

Mulai dari konsep besar hingga detail printilan lengkap dengan ekspresi yang berbeda-beda dari orang yang sudah atau sedang menjalaninya. Saya telateni saja browsing-browsing itu. Tanya saya di malam hari: sedang apa? Akhir-akhir ini jawaban saya sama: browsing. Terima kasih untuk penemu internet. Luar biasa. Just google it! Lewat google, saya bukan cuma menemukan forum atau web penyedia jasa untuk persiapan ini. Tapi, banyak sekali blog-blog yang bercerita semua suka duka yang dibuat oleh perempuan-perempuan yang begitu semangat menyiapkan hari besar mereka.

Akhirnya, saya menemukan satu blog yang postingannya begitu mudah dimengerti, terutama untuk newbie seperti saya. For me, it's a comprehensive introductory brief. Ternyata, itu adalah blog pribadi (yang bahkan sampai hari ini belum dia publish secara publik) teman sma saya tentang mempersiapkan hari besarnya. Teman sma saya ini adalah tempat saya curhat pertama kali kalau saya bingung apa sih yang sedang saya hadapi. Blog teman saya inilah yang membuka mata, apa sih semua ini. Superb! Sejak saya tahu blog itu, saya makin tambah rajin tukar cerita dengan teman saya ini. Saya juga iseng-iseng minta diemail tentang info dari blogger lain tentang persiapannya. Saya cukup amazed, kami tidak pernah kenal. Tapi, kami bisa bertukar surat. Dan yang membuat saya lebih happy, mbak yang saya hubungi itu dari budaya yang sama dan punya preferensi yang mirip-mirip

Tapi ya, menurut saya yang paling penting dari semua informasi ini adalah kerangka berpikir bagaimana menyiapkan semua ini. Saya benar-benar mulai dari nol. Belajar tentang fase hidup apa sih ini? Kenapa harus dilewati? Bagaimana menghadapi keluarga-keluarga tentang hal ini.

Masalah persiapan teknis, itu sih lama-lama juga terbiasa. Bukannya jumawa, tapi saya ketika dulu kuliah kadang ikut jadi panitia ini itu menyiapkan acara, kurang lebih latihan jadi EO. Yang paling penting adalah bagaimana mengambil keputusan macam apa yang tepat. Seperti apa prioritasnya. Kenapa A, kenapa B. Dari tahap konsep maunya apa sih, memilih penyedia jasa, hingga nanti ke teknis acaranya. I'm the principal.

Yah begitulah kira-kira. Panjang ya ternyata. Butuh waktu memang untuk bisa lebih banyak mengerti. Pencarian saya selama ini terasa menyenangkan. Cita-cita saya tidak hanya mewujudkan hidup bersama orang yang disayangi. Tapi, membuat acara ini yang sesuai dengan kebutuhan saya, dia, dan seluruh keluarga akan menjadi kepuasan tersendiri untuk saya. Tanpa maksud sombong atau superior, sepertinya saya tidak perlu meminta jasa EO untuk mengurusi persiapannya. Kalau hari-H, saya rasa butuh lah ya. This is something i enjoy, and i don't want to miss it! Hoho..

Dan...
Semoga semuanya berjalan dengan baik
Ini semua baru saja dimulai :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT