Langsung ke konten utama

saat ini, detik ini, sekarang, kini..

saya tidak khawatirkan
kamu akan disini atau tidak
saya juga tidak mau mengkhawatirkan masa depan
pasti ada jalannya, pasti ada ujungnya meski jalannya panjang

sekarang saya hanya bisa bilang
tak ada yang bisa ditebak
aku merah, dia biru
sekarang kita sering bicara
tidak lewat pandangan mata
hampir selalu lewat monitor mini
dan jemari yang mengetik huruf
satu demi satu

lewat potongan-potongan itulah kucoba merangkai kamu
satu, dua, tiga penggal kesan
masih abstrak, samar, dan aneh rasanya
akibatnya pun ajaib
bicara denganmu seperti mengumpulkan diriku
aku kini bisa betah tak melakukan apa-apa
aku kini bisa duduk dan tak tergesa untuk beranjak
aku kini bisa diam di rumah dan memikirkan aku
mungkinkah rasa sepi beranjak pergi diam-diam?

kini aku lebih merasa ajeg, tapi bukan statis
aku kini seperti berkenalan lagi diriku
aku yang tak tahu apa-apa
mencoba menyeruak melihat masa depan
memaksa mengintip jauh ke dalam
dan kini mulai ada titik cerah
bukan penghujung, tapi jalan yang sudah tak lagi gelap

hey, memangnya kamu ini siapa?
yang kutahu kamu itu teman bicaraku
rasanya aku bisa bicara apa saja
dan aku senang bicara denganmu, membuatku tenang
yang jelas kamu tidaklah maya
entah sebagai siapa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT