Langsung ke konten utama

manhattan square

melihat namanya, ini yang saya maksud sama sekali bukan nama sebuah tempat di kota new york. Manhattan square adalah nama proyek perkantoran yang di kantor saya dan sedang saya kerjakan. Dimana saya yang bertanggung jawab. Proyek ini juga bukan proposal lagi, tapi sudah jadi proyek alias sudah deal dengan klien.

Yang membuat saya sampai menulis ini adalah namanya. Kok bisa-bisanya ngasih nama MANHATTAN square. Lokasinya saja di sisi jl. Tb simatupang. APANYA YANG MANHATTAN?????? Buat saya, konyol sekali nama ini. Mungkin kliennya ingin bangunannya kedengeran keren. Memangnya gak ada nama lain selain manhattan? Terdengar terlalu harfiah. Selain itu, hal ini sedikit berlaku juga dengan hotel di kuningan yang namanya manhattan hotel. Kedua, klien proyek ini sempat menanyakan ke bos saya via email bagaimana pendapat bos saya kalau lambangnya patung liberty, karena patung ikonik ini terletak di manhanttan. Ini sungguh terdengar bodoh buat saya. Tapi, saya diam saja.

Barusan saya browsing tentang manhattan. Saya mau liat kalau di google saya pilih search gambar apa yang muncul kalau saya pakai kata kunci "manhattan". Ternyata kebanyakn yang muncul adalah peta manhattan, dan aerial view yang menunjukkan skyline pusat kota new york itu. Sangat padat. Juga ada foto suasana kota manhattan, penuh dengan mobil, yellow cab, ramai, dan jalanan yang diapit bangunan skyscrapper. Saya tiba-tiba ingat, dengan ketentuan bangunan di lokasi manhattan square itu tidak mungkin suasananya bisa menyerupai manhattan. Bangunannya tidak bisa terlalu tinggi.

Maaf, saya ada rasa bersalah menuliskan unek-unek saya ini, apalagi saya yang bertanggung jawab. Tapi, saya cuma mau merekamnya. Pemilihan nama downtown kota new york untuk tempat di daerah tb simatupang rasanya gak cocok.

Manhattan square, saya besok ketemu kamu lagi. Dengan deadline menanti........ :"(

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT