Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011
By editing my blog's header and its description, unconciously i also started to edit my way of thinking. Just smile, and giggle for things in my life. Never been this better. ;)

blessing in disguise

It was quite annoying at the beginning. But, lately i found it funny to see them argue for me because they have no idea at all. I found it as a blessing. They went through it, it was annoying, believe me, but it's a true blessing. A hidden form of love, and nothing to sad about. Thank you, Mom, Dad, and Lord. :')

doa penutup ramadhan

Ramadhan selalu penuh berkah. Saya mengatakannya dengan yakin 100%. Awalnya saya meminta keseimbangan, tapi kali ini saya diberi kekuatan untuk berpijak. Menemukan diri saya yang dulu. Percaya kepada tubuh saya kalau saya bisa menjalani semuanya. Percaya pada hati saya, kalau saya punya kekuatan dan semangat lagi. Percaya pada diri saya sendiri, kalau saya mampu dan saya pantas. Kalau dulu, semangat adalah api yang menjilat-jilat menerbangkan abu ke udara. Kini, semangat ibarat kompor masak dengan api biru. Api biru memiliki panas lebih dari api merah, kuning, atau jingga. Api biru juga relatif stabil panas dan energi yang dikeluarkan. Api biru juga berguna supaya ibu-ibu bisa masak dengan lebih matang fengan efektif. Dengan volume yang relatif sama, apabila api biru dan api warna lain dibandingkan, api biru paling baik. Api kompor gas memang kuat, tapi tetap butuh asupan elpiji. Mungkin dalam keseharian menjaga api biru ini lebih susah daripada menyalakannya. Semoga, ya Allah el

giving chances

Kadang kalau kita sudah terlalu muak kepada orang lain, akan lebih mudah untuk bersikap tidak peduli dan jalani saja hidup masing-masing. Hal itu akan sangat mudah sekali, atau paling jahat "nggak dianggep temen". Dengan bersikap tidak peduli sepertinya akan lebih mudah. Tidak perlu ngomongin lagi orang itu, karena memang sudah begitu adanya. Sehingga tidak perlu lagi berharap banyak. Tapi, bagaimana kalau orang tersebut orang yang sangat dekat dengan kita? Bersikap tidak peduli sepertinya malah memperburuk keadaan. Hal itu, saya tahu bukan hal yang menyenangkan dan keadaan serba salah. Orang itu adalah orang yang sudah berjuang hampir mati demi saya, tapi orang itu juga orang yang seringkali membuat saya luar biasa jengkel dengan sikapnya sampai-sampai saya frustasi. Akan mudah kalau orang itu orang lain. Cuek, masalah selesai. Saya sering bertanya-tanya pada Tuhan, saya mengerti kenapa Tuhan mengangkat menempatkan orang-orang seperti dia begitu tinggi. Dia adalah 3 na

mita yuwono "sedang berlibur"

Saya langsung mengganti status bbm dan ym saya sore-sore hari jumat pas buka puasa. Jumat kemarin adalah hari kerja terakhir sebelum libur lebaran seminggu. Saya excited sekali. Yang makin saya perhatikan dari tahun ke tahun, rasa-rasanya lama-lama saya tambah tdk religius hahaha. Hal-hal yang sifatnya ritual, digantikan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang semuanya. Yah tapi... sekali lagi, bulan Ramadhan itu selalu punya cerita sendiri dengan caranya sendiri. ;)

ramadhan

Ramadhan kali ini hampir terasa sama saja. Biasanya diluar ramadhan, hati saya cukup fluktuatif.  Pelan-pelan akhir ini saya merasa pikiran dan hati saya semakin tenang setelah saya mengalami perubahan besar dalam hidup saya, pergi ke india, dan perlahan mengumpulkan diri saya kembali. Emosi saya sekarang jauh lebih stabil. Tapi, tetap saja ramadhan kali ini pun emosi saya tetap lebih tenang. Kali ini saya ada proposal baru. Kalau tahun lalu tentang memaafkan dan menerima, tahun ini saya mau belajar menyeimbangkan antara duniawi dan spiritual saya. Dunia saja ada pekerjaan, teman&keluarga, keinginan dsb. Tentang pekerjaan, saya mau memperbaiki kinerja saya. Terdengar aneh ya untuk bulan ramadhan? Yang dicari malah urusan dunia. Mencari keseimbangan itu ternyata sulit dengan kondisi saya yang sudah memiliki tanggung jawab lebih besar dengan ilmu dan pengalaman saya yang masih terbatas untuk urusan pekerjaan. Bisakah mencari titik temunya? Saya lantas teringat kata-kata ayah sa
sudah paramita, jangan menangis meski kamu tahu itu sudah berulang kali terjadi padamu, kamu masih saja menangis sama seperti kamu sewaktu kecil itu sudah terlalu sering terjadi, harusnya kamu lebih dewasa tapi sampai sekarang kamu masih sama malu sama umur, kamu masih seperti bocah yang dulu