Langsung ke konten utama

may we never missed a chance of good things

ada hal yang bikin saya agak menyesal hari ini tentang kemarin. di resepsi pernikahan sahabatnya si mas, ada acara lempar buket di akhir acara seperti biasa. entah kenapa, saya ada keyakinan tersendiri saya bisa mendapatkan buket itu. ya, memang kalau bisa menangkap buket ada hadiahnya. tapi, ini lebih ke kepuasan diri sendiri untuk bisa mendapatkan sesuatu.

saya tahu, buket itu akan terlempar ke arah saya. dan kemarin memang, buketnya terlempar ke arah saya. saya sudah ancang-ancang, tapi mgkn saya kurang ke depan dan buket itu mengenai kaki saya dan berhasil bikin kaki dan sepatu saya basah. saya bisa saja lebih bersemangat untuk mengambil buket itu. tapi, dalam hitungan sepersekian detik yang terasa panjang say memutuskan untuk mundur. tidak usah, karena merasa repot dengan kain yang kemarin saya pakai. akhirnya, bunga itu hanya terlempar ke arah depan dan perempuan-perempuan yang di depan saya girang karena bisa mendapatkannya.

namun, setelahnya ada penyesalan di hati saya. kenapa saya tidak berusaha sedikit lagi? sedikiiiiiitt lagi. saya sudah diberkahi dengan naluri saya tahu buket itu akan ke arah saya. tapi, akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi berusaha, ya sudah, tidak apa-apa.. kejadian kemarin seperti menempeleng saya. apa jadinya kalau itu adalah kesempatan di dalam hidup? kesempatan yang sangat menentukan masa depan, atau setidaknya membantu mengarahkan saya kepada achievement yang bisa saya capai.

sepersekian detik yang terasa lama ketika harus memutuskan itu begitu menentukan. mungkin saja di masa depan saya bertemu dengan saat-saat seperti itu. ketika harus memutuskan hanya dalam hitungan detik. semoga bisa memutuskan yang terbaik yang membuat saya selalu lebih baik. toh, pada akhirnya saya tidak tahu apakah keputusan tidak berjuang mendapatkan buket itu ternyata adalah yang terbaik. mungkin itu pembenaran untuk diri saya sendiri, penghibur hati dari rasa sesal. tapi setengah dari saya tahu mungkin itu benar. terlalu banyak hal yang kita tidak dibiarkan untuk tahu. semoga saya selalu bisa mengambil keputusan terbaik di momen-momen yang menentukan.

bismillah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT