Langsung ke konten utama

little sweet surprise

Dulu pas pacaran, (calon) mama mertua pernh ngeledekin si mas. Kira2 gini, "mama mau dong dibeliin tas, nanti kl kamu udh kawin kan istrinya aja yang dibeliin". Saya sih waktu itu nyengir aja meski sempet kesentil juga sambil dalam hati, "aduh, tenang aja kok tante, saya gak minta yang aneh2 kok". 

Sekarang, justru saya sendiri merasa terharu. Sejak mam dipanggil, saya malah dapet warisan tas2 dan sepatu2nya mam yang bagus2. Terharu gak sih? 

Saya dpt hadiah yang luar biasa sekali dari Tuhan. Bukan sekedar tas dan sepatunya, tp kelegowoan berbaginya, kalau saya si pendatang jadi bagian dari keluarga ini.

*dangkal gak sih gw mikir gini?*
*tas yg paling baru mau disayang-sayang makenya*


Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT