Langsung ke konten utama

siang-siang

melupakan dan memaafkan (saja) bisa jadi bukan solusi yang paling baik. nyumpahin juga gak boleh, tapi kalo orang lain kena batunya gimana? jreng.

mungkin doanya gini aja kali ya, mudah2an suatu hari dapet pelajaran, kena batunya, sampai dia belajar. nggak jadi arogan, ngerasa bener sendiri padahal ilmunya juga gak sejago itu. nggak jadi tukang komplain tanpa bisa memperbaiki keadaan yang signifikan dan terus-terusan menjadi racun dalam perkataan dan sikap dan lupa teladan itu apa.

now i've made decision, sesuatu yang membedakan saya dengan orang itu. saya juga tidak bisa memperbaiki keadaan dan saya sudah terlalu banyak mengeluh sampai kepala saya cenat cenut.

saya berhenti
saya berhenti mengeluh
saya berhenti berpikir kalau saya ini tidak mampu
saya sayang sama diri saya di masa depan
saya tidak akan buang waktu lagi di kubangan yang hanya menahan kaki saya lebih dalam dan dalam dan tak bisa berdiri
saya akan pergi ke laut lepas dan berenang bebas
saya akan menjadi mampu di luar buku kamusmu

hey kamu,
dulu kamu memang biasa hidup di istana
tapi sayangnya nasib mengantarmu menjadi jelata
selamat menikmati segala sumpah serapahmu
menjadi keledai yang mengejar ekormu sendiri


Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT