Langsung ke konten utama

Ikhlas vs bodoh

Banyak sekali hal yang tidak mengenakkan hati, tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, atau hal-hal yang mampu membuat kita marah. Kata orang, kita harus sabar, kuat, dan ikhlas. Tapi, lama-lama saya bertanya-tanya. Kalau terus menerus menerima semua hal tidak mengenakkan tanpa berbuat apapun untuk membuatnya lebih baik, itu namanya pasrah dan bodoh. Sejauh mana ikhlas adalah ikhlas? Bukan ketidakberdayaan memperbaiki sesuatu yang sudah terlalu mengakar?

Sering saya dengar, doa-doa orang-orang yang tersiksa adalah ganjaran untuk mendapatkan yang lebih baik. Apa kita pantas meminta imbalan dari pengorbanan yang kita lakukan? Akhir-akhir ini saya sering merasa malu. Rasanya seperti pamrih. Gusti, kasih saya kekuatan. Untuk bertahan dan berbuat sesuatu.

*Mungkin malam ini saya lari, tapi sepertinya ini lebih baik buat saya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

to define.

to start is the most challenging part: to define problems, to ask the right question, and to form a track. it's beyond technical matters, while solving is more likely taught by practical experience. 

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life...

it was my india trip

Seminggu setelah backpacking. (11 Mei 2011, 23:42) Kembali ke kehidupan normal dan rasanya seperti masuk di fase baru. Banyak yang saya pikirkan selama dan sekembalinya dari perjalanan dua minggu di india. Awalnya saya lega sekali berada di rumah. Tapi, entah kenapa rasanya ingin kembali bepergian. Let things go, getting lost somewhere. Ada beberapa hal yang saya sadari tentang apa yang saya jalani sebelum saya ke india dan saya juga berpikir bagaimana memperbaiki apa yang kurang. Yah, intinya perjalanan ini tentang diri saya dan sepertinya saya ingin kembali bepergian. Rasanya ada yang masih belum tuntas. Perasaan belum tuntas ini sebenarnya saya tidak tahu apakah benar-benar kurang lama atau saya hanya senang perasaan bebas. Saya juga tidak tahu saya harus bepergian berapa lama lagi sampai saya puas. Saya sudah bolos kantor 2 minggu lebih. Hahaha. Saya senang sekali perasaan bebas ketika bepergian jauh. Saya tidak menyangka bisa sampai di negeri india. India itu di dalam angan-angan...