Langsung ke konten utama

Juara

Apakah kita sedang berlomba?
Mencari pemenang siapa yang terbaik diantara kita?
Haruskah diumumkan siapa yang juara?
Siapa juara? Siapa pecundang?
Apakah ini persaingan yang linier?
Semua ingin menang, semua ingin menjadi juara

Serbu! Pukul! Bakar! Robohkan rumah mereka!
Kami juara!
Tolong beri kami medali, biar kami bisa acungkan setinggi-tingginya
Tolong beri kami piala, biar kami bisa minum dari piala itu
Ah, setidaknya beri tahu kami urutan keberapa

Haruskah ini menjadi perlombaan?
Tak bisakah ini hanyak diantara kita berdua?
Engkau dan aku saja
Aku yang kecil, aku yang kotor, aku yang hina
Sama sekali bukan tandingan nabi-nabiku
Segan aku jadi pecundang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT