Siapa saya.
Saya hanya makhluk yang lebih halus dari debu bagiNya
Memohon sejuta permintaan indah karena merasa terluka
Memohon karena kupikir pernah mendapatkan yang mendekati sejuta
Apakah akan Engkau percayakan kepada hamba yang sejuta itu?
Apakah hamba pantas?
Aku memang terluka,
Sakit dan berjalan tertatih.
Aku ingin ini dan itu.
Mengutuk ini dan itu, meski tahu itu tidaklah pantas.
Ya Tuhan, aku hanya manusia.
Aku sungguh-sungguh hilang arah.
Begitu banyak jawaban dan alasan untuk memaki.
Dan begitu banyak nikmat yang luar biasa.
Mencoba bersyukur, namun tetap bingung.
Bingung.
Bingung.
Bingung.
Aku hilang arah.
Yang mana kiri, yang mana kanan.
Yang mana barat, yang mana timur.
Kalau semua hanya cabang jalan, dimana letak kebenaranMu?
Apa itu benar dan salah?
Aku menginginkan sesuatu yang pasti, tanpa keraguan meski seberat debu.
Ya, aku memang marah, sangat marah, sampai-sampai ingin ganjaran yang lebih baik.
Aku bicara dengan banyak orang, dan tetap saja itu tidak pernah memuaskan dahagaku.
Aku bertanya dalam sadarku, dalam setengah sadarku, dan pernah Kau jawab lewat mimpiku.
Semua berkata Engkaulah tempat kembali
Oh Tuhan, Engkau pemurah sekali.
Engkau menyayangi tiap ciptaanMu.
Aku beribu kali meyakinkan diriku aku ada di jalan yang benar.
CaraMu menyampaikan maksudMu dan menuntunKu sangatlah luar biasa.
“Seorang sahabat seumur hidup yang suatu saat akan mengajak nikah”
Itulah impian seseorang di luar sana yang tak kukenal.
Kata-kata itu begitu sederhana, membuatku tertegun.
Aku tertegun,
Aku berkaca
Aku merenung.
Mungkin aku sedih karena aku tidak memiliki sahabat itu lagi.
Semuanya kabur.
Mungkin dia memang tidak sepantasnya menjadi sahabatku.
Jangan-jangan dia yang mengkhianati bukanlah sahabat, seperti yang dia selalu katakan.
Sahabat.
Tidak perlu manusia sempurna dari porselen tanpa cacat.
Aku hanya ingin diisi dengan seorang sahabat,
Yang bisa mengisi hari-hariku,
Tempatku tertawa, bersedih, dan bingung.
Setiap hari ada.
Tidak masalah dimanapun dia berada,
Apapun yang aku dan sahabat kerjakan,
Aku dan sahabatku akan saling mencari satu sama lain.
Selalu ada titik pertemuan.
Sesederhana itu.
Aku berdoa sahabatku itu adalah sejuta,
Dia sejuta atau miliaran atau triliunan supaya kami bisa bertemu di satu titik.
Dengan tentunya mematutkan diri.
Aku berusaha mensyukuri apapun.
Seperti yang kudengungkan di dalam relungku.
Sahabat, sampai mati.
Pernikahan, lebih kepada pengesahan,
Perjanjian di depan Tuhan untuk melindungi aku dan sahabatku :)
Ya Tuhan, aku hilang arah.
Tuntun aku.
MengejarMu, menjadi makhluk wanita terbaikMu.
Komentar
Posting Komentar