Langsung ke konten utama

100507

Apakah ini rasanya bebas?

Apa benar kita akan terbelenggu bila bersama seseorang?

Mengapa itu terasa begitu membahagiakan?

Seperti penyakit menahun, terus bertambah dosis obatnya


Apa itu jiwa yang bebas?

Ketika tidak merasakan halangan apapun untuk menjadi dirimu sendiri?

Aku begitu marah dahulu, dan sekarang masih sedih mengingatnya.

Apa benar ini yang kau rasakan kemarin?

Terbebas?

Mengapa kita tidak bisa saling membebaskan diri?

Apa yang salah?

Aku sedih sekali pernah bersamamu

Aku tidak ingin berkali-kali jatuh bangun

Hanya inginkan satu saja


Sekarang pun aku bingung, aku pun takut menyakiti orang

Tapi pembebasan itu memang menyenangkan

Aku jadi bingung

Kenapa ini semua datang darimu?

Kenapa bukan kita berdua yang melihat ini bersama?

Tuhan, apa rencanaMu?

hambaMu ini merasa ditolak, oleh seseorang yang pernah meminta

perasaan yang membuat hamba bergetar


apa ini masa muda?

Kenapa kamu mengkhianatiku di belakangku?

Aku tak pernah berbohong atau menyembunyikan apapun

Apa benar masa muda menjadi alasan untuk mengambil kesempatan hingga berkhianat?

Kenapa ya Allah dia mengkhianatiku?

Di belakangku sementara dulu ku begitu menantikannya?

Hamba sudah tidak ingin mengingat apapun lagi

Pada beberapa bagian hidup hamba, hamba bersyukur tidak bisa mengingatnya

Sekarang hamba kembali berdoa untuk benar-benar tidak mampu mengingat kembali


Masalah seringkali selesai bila kita mengganti sudut pandangnya

Bila kupalingkan kepada positif, semua akan menjadi baik

Tapi terlepas dari semua kacamata itu, mana yang paling benar?

Yang mana jalanMu?

Apakah ini memang pengkhianatan?


Kalau ini memang pembebasan, hamba bersyukur sudah melewati masa sebelumnya

Yang hamba tahu, pengkhianatan, hingga akhir zamanMu bukanlah hal yang benar

Ya Allah, izinkan hamba untuk menginginkan apa yang memang akan hamba dapatkan

Atau Engkau mengizinkan hamba memiliki keinginan lain?

Kalau memang urusan ini sudah menjadi sepenuhnya kuasaMu,

Bagaimana bisa hambaMu ini meminta sesuatu yang lain?

Apakah Kau mengizinkan menambah takaran berat timbanganMu nanti?

Bila ini jalanMu, sekarang hamba sudah tidak punya pilihan


Hamba punya keinginan di hati ini,

Engkau pasti mendengarnya dengan jelas

Ya Allah, sekali lagi izinkan hamba menginginkan apa yang memang akan hamba dapatkan

Hingga hamba bisa bersyukur lebih baik lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT