Sebut aku bodoh
Karena aku menunggu takdir itu datang
Tak mengusahakannya karena tak tahu apa bagaimana
Berjuang merangkai kembali mimpi yang hilang
Kini, aku di tengah keramaian
Dan masih merasakan rasa sepi yang kosong
Terasa ada sebagian diriku yang diamputasi
Seraya mencoba berhenti merengek pada diri sendiri
Aku bercengkrama, tertawa, dan menari
Topeng hari kerja, hari malas, hari piknik
Tinggal aku pilih yang mana yang kan kupakai
Kubaca kembali bait diatas, terasa menyedihkan
Allah, bisakah Kau hapus semua memori itu?
Atau hilangkan makna dari memori?
Tapi apa kuasaku melawan semua ini
Ini aku sudah dalam pasrah
Berserah
Ternyata ini rasanya tak dapat bergantung pada diri sendiri
Tak tahu apa mauku, tak tahu apa yang harus diubah agar semua lebih baik
Kapan melawan, dan kapan bilang stop, kapan membiarkan semuanya
Aku hilang kontrol, hanya menangis di sudut jiwaku
Aku butuh diselamatkan
Diriku, selamatkan aku!
Maafkan aku, karena aku masih tak tahu bagaimana menyelamatkan diriku sendiri
Monolog ini buntu
Komentar
Posting Komentar