Langsung ke konten utama

monolog ini buntu

Sebut aku bodoh

Karena aku menunggu takdir itu datang

Tak mengusahakannya karena tak tahu apa bagaimana

Berjuang merangkai kembali mimpi yang hilang


Kini, aku di tengah keramaian

Dan masih merasakan rasa sepi yang kosong

Terasa ada sebagian diriku yang diamputasi

Seraya mencoba berhenti merengek pada diri sendiri

Aku bercengkrama, tertawa, dan menari

Topeng hari kerja, hari malas, hari piknik

Tinggal aku pilih yang mana yang kan kupakai


Kubaca kembali bait diatas, terasa menyedihkan

Allah, bisakah Kau hapus semua memori itu?

Atau hilangkan makna dari memori?

Tapi apa kuasaku melawan semua ini

Ini aku sudah dalam pasrah


Berserah

Ternyata ini rasanya tak dapat bergantung pada diri sendiri

Tak tahu apa mauku, tak tahu apa yang harus diubah agar semua lebih baik

Kapan melawan, dan kapan bilang stop, kapan membiarkan semuanya


Aku hilang kontrol, hanya menangis di sudut jiwaku

Aku butuh diselamatkan

Diriku, selamatkan aku!

Maafkan aku, karena aku masih tak tahu bagaimana menyelamatkan diriku sendiri

Monolog ini buntu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's been like 2 years?

I just finished skimming my post up to end 2012. Before getting married, and after marriage life up to last post before this. I didn't realized my post before marriage are mostly stories about a girl who tried so hard to get out of her miserable life with dark clouds inside her head facing her series of unfortunate events (I intended this blog to chute out those unnecessary garbage). After the wedding, honeymoon phase. Mmm, it was that fun, though. But, since I know this blog has other reader I tried to cover my bad stories. Wasn't like how I intended this blog to. After baby and few jobs, well, my life is actually getting better but still focus on my miserable life! (and list of hopes too) Last one, I wrote so many "haha" after a sentence that I think awkward, which now I find it annoying. Ha! (not haha)  I thought I was a positive person. But, it seems just to cover things up.  Even "let's giggle" this blog tagline is a survival, convincing my life

grown up

Maybe someday, you will learn, you will understand, you will accept everything, and eventually you will grown up. But never in my time, never in my space and time dimension. Maybe you'll always be a kid for me. dan saya dulu terus-menerus menilai anda terlalu tinggi.

sad part of a happy thought

Ada sisi yang bisa membuat saya merasa sedih dari hal yang menyenangkan. Kangen dengan seseorang itu membahagiakan, sesuatu yang patut disyukuri. Kadang, saya bilang "pengen bareng", atau "pengen ada di sana", atau semacamnya. Tapi, lama-lama saya malah jadi sedih karena saya tahu saya gak bisa melakukannya. Saya (jauh) lebih banyak mengucapkannya ketimbang melakukannya. Beberapa kali saya urung mengatakannya. Jadi, saya simpan dalam hati saja. Rasanya omong doang. Dalam setahun saja, mungkin saya 'hanya' 5 kali bertemu dengannya. Pertemuan 1-2 hari menjadi sangat berharga. Hal ini sedikit membuat gusar, kadang. Tapi, harus bagaimana? Harusnya saya bisa lebih ikhlas untuk lebih banyak hal ya? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT